Review: Viva Eye Brow Pencil, Pensil Alis Legendaris yang Jadi Kesayangan Banyak Wanita Indonesia
Nadya Paramitha | 18 September 2017
Kalau urusan produk alis, saya yakin hampir semua wanita tahu Viva Eye Brow Pencil. Pensil alis ini disebut-sebut sebagai pensil alis legendaris karena sudah lama hadir dan memang disukai banyak wanita. Pensil alis ini pernah menggugah minat saya beberapa tahun lalu, karena testimoni teman, tante, bahkan makeup artist yang bilang kalau pensil alis ini bagus pakai banget. Rasa penasaran pun terbayar sekarang, karena kali ini saya akan mencoba pensil alis legendaris ini dalam dua warna sekaligus!
Dibalut warna oranye yang khas, pensil ini sangat mudah saya temukan di antara produk makeup saya. Mencolok shay, jadi tidak begitu susah dicari. Nah, meski dari brand kosmetik lokal, pensil alis ini ternyata diproduksi di Jepang. Anda bisa melihat label “Made in Japan” yang tercetak di pensilnya. Sekilas, kedua pensil alis ini terlihat tak ada bedanya, namun kalau melihat kandungannya, ada beberapa perbedaan minor. Untuk varian Brown, Viva memasukkan lebih banyak unsur wax di dalamnya. Mungkinkah untuk menjadikan sapuan garisnya terlihat lebih smooth? Bisa jadi.
Warna dan Pigmentasi
Viva Eye Brow Pencil hanya memiliki dua warna, Black dan Brown. Kedua warna ini dianggap mewakili warna alis yang cocok untuk wanita Indonesia dan perbedaan di antaranya cukup jelas sih. Black punya warna hitam yang cukup pekat, terutama jika Anda mengisi alis dengan penuh dan berulang-ulang. Brown memiliki warna cokelat kemerahan yang jelas lebih terang. Warna ini mungkin akan cocok kalau rambut Anda dicat cokelat.
Dalam sapuan pertama, ketika saya coba untuk membuat bingkai luar alis, warnanya tidak kereng atau pekat banget kok. Meski begitu, saya sarankan untuk tidak menggunakan pensil alis ini dengan tekanan yang terlalu keras. Jika sedang membentuk bingkai terluar, tekanan yang terlalu kuat bisa membuat warnanya terlalu gelap, padahal Anda kan tentu ingin membuat garis alis yang halus agar terlihat alami kan? Lebih baik, warnanya di-build perlahan saja.
Tambahan lagi, kalau digunakan dengan keras, entah kenapa jadi muncul serpihan pensil pada arsirannya. Hal ini terlihat kalau Anda coba di tangan. Kalau di alis, ‘remahan’ ini mungkin tertutup helaian bulu alis sehingga tidak terlalu terlihat. Ini nih pentingnya menyisir alis setelah Anda menatanya. Helaiannya lebih rapi dan alis akan bebas gumpalan produk yang mungkin ‘nyangkut’.
Sisi baiknya, pensil ini tidak mudah patah meski Anda menggunakannya dengan cara di-urek-urek. Dari awal beli hingga pemakaian dalam seminggu, saya baru merautnya sekali begitu ujungnya mulai memendek. Tumpul sih pasti tumpul dan jadi susah menggambar ujung alis yang meruncing, namun saya iseng saja ingin menguji lama pensil alis ini bisa digunakan.
Kalau membicarakan ketahanannya, sayang sekali Viva Eye Brow Pencil tidak mampu bertahan seharian di alis saya. Formulanya tidak begitu tahan keringat, karena memang tidak dirancang waterproof. Begitu berkeringat dan kena gesekan sedikit saja, wah, alis bisa memudar, bahkan bolong. Ha ha ha…. Intinya sih, kalau sedang pakai pensil alis ini, pastikan Anda menghapus keringat atau minyak di wajah di area alis menggunakan tisu dengan cara ditekan, bukan digesek 😀
Pendapat Saya
Tak salah jika pensil alis ini disebut legendaris dan jadi andalan banyak wanita untuk menata alis. Saya cukup menyukai teksturnya ketika digunakan. Arsirannya begitu halus. Warnanya pun bisa di-build sesuai keinginan. Mau menggambar alis dengan warna tipis? Bisa. Mau dibuat tebal dan pekat? Bisa juga. Fleksibel deh! Nah, kalau menggunakan pensil alis ini, Anda jangan sampai meninggalkannya di rumah ya. Karena ada risiko luntur, Anda mungkin harus siap-siap untuk touch up. Ya kali-kali, ujung alis Anda ‘buntung’ di siang hari. Ha ha ha….
Sayang sekali, ada satu hal yang menurut saya bisa menjadi kekurangan Viva Eye Brow Pencil ini: pilihan warnanya. Black mungkin terlalu pekat untuk sebagian wanita dan Brown terlalu merah untuk disebut kecokelatan. Why there’s no in-between, Viva? Saya punya kulit sawo matang dan rambut yang tidak hitam-hitam banget. Untuk pensil alis, saya hampir selalu pakai warna cokelat tua. Black membuat saya agak terlihat galak (kalau terlalu tebal) dan Brown terlalu terang di wajah saya. Lalu, ibu saya adalah pemakai alis berwarna abu-abu dan Black kurang cocok di wajahnya. Mungkin sudah saatnya Viva menambah pilihan warna untuk pensil alis ini?
Viva Eye Brow Pencil ini saya dapatkan dari dua tempat yang berbeda. Black saya dapat di toko kecantikan langganan Ammy di pasar tradisional seharga Rp30.000 dan Brown saya dapat di minimarket dekat rumah dengan harga Rp35.500 (sesuai dengan harga di situsnya). Untuk harga segini, saya rasa produknya akan awet hingga berbulan-bulan lamanya. Formulanya tidak terlalu lembut sehingga ujung pensilnya tak mudah patah. Nah, bagaimana? Anda tertarik mencoba pensil alis legendaris ini?
Ingredients:(Black) CI 77499, Stearic Acid, Rhus Succedanea Wax, Paraffin, Hydrogenated Vegetable Oil, Microcrystalline Wax, Hydrogenated Castor Oil.
(Brown) CI 77499, CI 77491, Stearic Acid, Rhus Succedanea Wax, Hydrogenated Castor Oil, Paraffin, Microcrystalline Wax, Hydrogenated Vegetable Oil, Beeswax.
Sumber : https://journal.sociolla.com/review-viva-eye-brow-pencil/?utm_source=BeautyJournal%20Newsletter&utm_medium=email&utm_campaign=BJ-NL-Beauty%20Journal%20Main%20DB-270917_B&utm_content=BL-NL-Beauty%20Journal%20Main%20DB-270917_B-Beauty-Review%20Viva%20Eye%20Brow%20Pencil%20-Sep-W39-1#
Komentar
Posting Komentar