Pernikahan Adat Yogyakarta
Setiap daerah memiliki adat dan tradisinya sendiri-sendiri, termasuk pernikahan. Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang adat pernikahannya terkenal karena kekhasannya. Tata cara atau prosesi pernikahan adat Yogyakarta melalui beberapa tahap mulai dari nontoni hingga acara panggih. Dan berikut adalah prosesi yang harus dilalui sepasang calon pengantin sebelum mereka sah menjadi suami istri.
Nontoni
Nontoni adalah tahap awal dalam proses
menuju pernikahan. Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan
yang akan dinikahinya. Jaman dulu, atau beberapa puluh tahun yang lalu,
orang yang akan menikah belum tentu tahu dan kenal dengan orang yang
akan dinikahinya.
Prosesi ini bertujuan agar calon
pengantin ada gambaran siapa dan seperti apa jodohnya nanti. Biasanya
prosesi ini diprakarsai pihak pria. Sebelum acara nontoni, orangtua
pihak laki-laki sudah menyelidiki tentang keadaan si gadis yang akan
diambil menantu. Penyelidikan ini dinamakan dom sumuruping banyu atau
penyelidikan secara rahasia.
Jika hasil nontoni memuaskan, dan si
perjaka menerima pilihan orangtuanya, maka selanjutnya diadakan
musyawarah diantara orangtua/pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata
cara lamaran.
Lamaran
Setelah acara Nontoni dan calon dan si
perjaka menerima pilihan orangtuanya, selanjutnya dilanjutkan acara
lamaran. Melamar berarti meminang, karena pada zaman dulu diantara calon
pengantin pria dan wanita kadang masih belum saling mengenal. Oleh
karena itu, orang tualah yang mencarikan jodoh dan menanyakan kepada
seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari
sini kemudian bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas
persetujuan bersama.
Pada hari yang telah ditetapkan,
datanglah utusan dari calon besan dari pihak calon pengantin pria dengan
membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu biasa disebut Jodang (tempat makanan
dan lain sebagainya) yang dipikul oleh empat orang pria.
Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah, Wajik, Rengginang dan sebagainya.
Mengapa terbuat dari bahan ketan, hal ini
karena sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga
lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap
lengket, kalau dalah bahasa Jawa “Pliket”.
Setelah lamaran diterima, kedua belah
pihak kemudian merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara
peningsetan. Sebagiab besar masyarakat Jawa masih melestarikan system
pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk
upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.
Peningsetan
Peningsetan berasal dari kata dasar
singset (Jawa) yang berarti ikat, jadi peningsetan berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat
dari orangtua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin puteri.
Menurut tradisi peningset terdiri dari
Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang biasa
disebut tukon, ini disesuaikan dengan kemampuan ekonominya. Jodang yang
berisi Jadah, wajik, rengginang, gula, the, pisang raja satu tangkep,
lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh
ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gading Nala
Ganjur. Kemudian penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama
antara kedua pihak setelah acara peningsetan.
Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning (daun
kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari
bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau). Pemasangan tarub biasanya
bersamaan dengan acara siraman (memandikan calon pengantin), yaitu satu
hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
Selain janur kuning masih ada lagi perlengkapan lain diantaranya biasa disebut tuwuhan. Adapaun macamnya:
1. Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang
2. Dua jangjang gading (cengkir gading Jawa)
3. Gua untai padi yang sudah tua
4. Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus
5. Daun beringin secukupnya
6. Daun dadap srep
1. Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang
2. Dua jangjang gading (cengkir gading Jawa)
3. Gua untai padi yang sudah tua
4. Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus
5. Daun beringin secukupnya
6. Daun dadap srep
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di
kiri pintu gerbang satu unit dan di kanan gerbang satu unit ( dan
apabila acara telah selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada
anak-anak). Selain pemasangan perlengkapan tarub di atas masih juga
dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan yang merupakan petuah dan
nasihat yang adi luhung, harapan serta doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
yang dilambangkan melalui:
1. Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
2. Jajan pasar
3. Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
4. Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
5. Roti tawar.
6. Jadah bakar.
7. Tempe keripik.
8. Ketan, kolak, apem.
9. Tumpeng gundul
10. Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
11. Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
12. Golong lulut.
13. Nasi gebuli
14. Nasi punar
15. Ayam 1 ekor
16. Pisang pulut 1 lirang
17. Pisang raja 1 lirang
18. Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
19. Daun sirih, kapur dan gambir
20. Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
21. Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
22. Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
23. Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
24. Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
25. Ayam jantan hidup
26. Tikar
27. Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
28. Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
29. Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
30. Sayur pada mara
31. Kolak kencana
32. Nasi gebuli
33. Pisang emas 1 lirang
1. Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
2. Jajan pasar
3. Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
4. Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
5. Roti tawar.
6. Jadah bakar.
7. Tempe keripik.
8. Ketan, kolak, apem.
9. Tumpeng gundul
10. Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
11. Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
12. Golong lulut.
13. Nasi gebuli
14. Nasi punar
15. Ayam 1 ekor
16. Pisang pulut 1 lirang
17. Pisang raja 1 lirang
18. Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
19. Daun sirih, kapur dan gambir
20. Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
21. Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
22. Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
23. Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
24. Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
25. Ayam jantan hidup
26. Tikar
27. Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
28. Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
29. Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
30. Sayur pada mara
31. Kolak kencana
32. Nasi gebuli
33. Pisang emas 1 lirang
Masih ada lagi petuah-petuah dan
nasihat-nasihat yang dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-kecil merah,
putih,kuning, hitam, hijau, yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga
telon, gocok mentah dan uang logam yang diwadahi diatas ancak yang
ditaruh di:
1. Area sumur
2. Area memasak nasi
3. Tempat membuat minum
4. Tarub
5. Untuk menebus kembarmayang (kaum)
6. Tempat penyiapan makanan yang akan dihidangkan
7. Jembatan
8. Prapatan.
1. Area sumur
2. Area memasak nasi
3. Tempat membuat minum
4. Tarub
5. Untuk menebus kembarmayang (kaum)
6. Tempat penyiapan makanan yang akan dihidangkan
7. Jembatan
8. Prapatan.
Tata Cara Pernikahan Adat Jogjakarta
1. Nontoni
Nontoni adalah upacara untuk melihat
calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah
belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan terkadang
belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah
tahu dan mengenal atau pernah melihatnya.
Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti
maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya tata cara ini diprakarsai
pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan diperjodohkan telah
mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil
menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau
penyelidikan secara rahasia.
Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan
siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka diadakan
musyawarah diantara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan
tata cara lamaran.
2. Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada
zaman dulu diantara pria dan wanita yang akan menikah terkadang masih
belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh
dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau
belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk
menerima lamaran atas persetujuan bersama.
Upacara lamaran: Pada hari yang telah
ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon
pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim
disebut Jodang (tempat makanan dan lain sebagainya) yang dipikul oleh
empat orang pria. Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan
antara lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya. Menurut naluri
makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan baku
ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua
pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa). Setelah lamaran
diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk
melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih
melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan
hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.
3. Peningsetan
Kata peningsetan adalah dari kata dasar
singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat
dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.
Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya,
semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan)
disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik,
rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu
jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk
menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur. Biasanya
penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak
setelah upacara peningsetan.
4. Upacara Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning (daun
kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari
bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau). Pemasangan tarub biasanya
dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin (siraman,
Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain yang disebut dengan tuwuhan. Adapun macamnya :
* Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
* Dua janjang kelapa gading (cengkir gading, Jawa)
* Dua untai padi yang sudah tua.
* Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
* Daun beringin secukupnya.
* Daun dadap srep.
* Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
* Dua janjang kelapa gading (cengkir gading, Jawa)
* Dua untai padi yang sudah tua.
* Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
* Daun beringin secukupnya.
* Daun dadap srep.
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di
kiri pintu gerbang satu unit dan dikanan pintu gerbang satu unit (bila
selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada anak-anak) Selain
pemasangan tarub diatas masih delengkapi dengan
perlengkapan-perlengkapan sbb. (Ini merupakan petuah dan nasehat yang
adi luhung, harapan serta do’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) yang
dilambangkan melalui:
* Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
* Jajan pasar
* Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
* Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
* Roti tawar.
* Jadah bakar.
* Tempe keripik.
* Ketan, kolak, apem.
* Tumpeng gundul
* Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
* Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
* Golong lulut.
* Nasi gebuli
* Nasi punar
* Ayam 1 ekor
* Pisang pulut 1 lirang
* Pisang raja 1 lirang
* Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
* Daun sirih, kapur dan gambir
* Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
* Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
* Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
* Tampah (niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
* Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
* Ayam jantan hidup
* Tikar
* Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
* Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
* Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
* Sayur pada mara
* Kolak kencana
* Nasi gebuli
* Pisang emas 1 lirang
* Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
* Jajan pasar
* Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
* Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
* Roti tawar.
* Jadah bakar.
* Tempe keripik.
* Ketan, kolak, apem.
* Tumpeng gundul
* Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
* Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
* Golong lulut.
* Nasi gebuli
* Nasi punar
* Ayam 1 ekor
* Pisang pulut 1 lirang
* Pisang raja 1 lirang
* Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
* Daun sirih, kapur dan gambir
* Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
* Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
* Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
* Tampah (niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
* Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
* Ayam jantan hidup
* Tikar
* Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
* Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
* Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
* Sayur pada mara
* Kolak kencana
* Nasi gebuli
* Pisang emas 1 lirang
Masih ada lagi petuah-petuah dan
nasehat-nasehat yang dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-kecil merah,
putih,kuning, hitam, hijau, yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga
telon, gocok mentah dan uang logam yang diwadahi diatas ancak yang
ditaruh di:
* Area sumur
* Area memasak nasi
* Tempat membuat minum
* Tarub
* Untuk menebus kembarmayang (kaum)
* Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
* Jembatan
* Prapatan.
* Area sumur
* Area memasak nasi
* Tempat membuat minum
* Tarub
* Untuk menebus kembarmayang (kaum)
* Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
* Jembatan
* Prapatan.
5. Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon
pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum
pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumsh saudara
atau tetangga dekat. Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan
jalannya upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan
dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap dit3empat sehingga
tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.
6. Upacara Siraman
Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang
berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon
pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan
murni. Bahan-bahan untuk upacara siraman :
• Kembang setaman secukupnya
• Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
• Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
• Kendi atai klenting
• Tikar ukuran ½ meter persegi
• Mori putih ½ meter persegi
• Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
• Dlingo bengle
• Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
• Satu macam yuyu sekandang (kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
• Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
• Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar didalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
• Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
• Sabun dan handuk.
• Kembang setaman secukupnya
• Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
• Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
• Kendi atai klenting
• Tikar ukuran ½ meter persegi
• Mori putih ½ meter persegi
• Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
• Dlingo bengle
• Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
• Satu macam yuyu sekandang (kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
• Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
• Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar didalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
• Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
• Sabun dan handuk.
Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasehat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
• Tumpeng robyong
• Tumpeng gundul
• Nasi asrep-asrepan
• Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
• Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
• 1 butir telor ayam mentah
• Juplak diisi minyak kelapa
• 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
• Gula jawa 1 tangkep
• 1 ekor ayam jantan
• Tumpeng robyong
• Tumpeng gundul
• Nasi asrep-asrepan
• Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
• Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
• 1 butir telor ayam mentah
• Juplak diisi minyak kelapa
• 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
• Gula jawa 1 tangkep
• 1 ekor ayam jantan
Untuk menjaga kesehatan calon pengantin
supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan,
tujuh sama dengan pitu (Jawa) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti
pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan
memecah kendi dari tanah liat.
7. Midodareni
Midodareni berasal dari kata dasar
widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat
cantik dan sangat harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara
jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam
midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.
Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasehat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
* Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar pengantin)
* Sepasang klemuk (periuk) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
* Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep (tulang daun / tangkai daun), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
* Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.
* Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar pengantin)
* Sepasang klemuk (periuk) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
* Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep (tulang daun / tangkai daun), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
* Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
* Nasi gurih
* Sepasang ayam yang dimasak lembaran (ingkung, Jawa)
* Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
* Krecek
* Roti tawar, gula jawa
* Kopi pahit dan teh pahit
* Rujak degan
* Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (jaman dulu)
* Nasi gurih
* Sepasang ayam yang dimasak lembaran (ingkung, Jawa)
* Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
* Krecek
* Roti tawar, gula jawa
* Kopi pahit dan teh pahit
* Rujak degan
* Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (jaman dulu)
8. Upacara Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah
(Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan
apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka
sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin
kepada kakak yang dilangkahi.
9. Upacara Ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan
pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara
ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya
kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin
wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin
perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor
urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut
syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas
catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan
pemerintah.
10. Upacara Panggih
Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah
upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan,.
Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri
kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih
dapat segera dimulai.
Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
* Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
* Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan (saling melempar) sirih, wijik (pengantin putri mencuci kaki pengantin pria), pecah telor oleh pemaes.
* Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman
* Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
* Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan (saling melempar) sirih, wijik (pengantin putri mencuci kaki pengantin pria), pecah telor oleh pemaes.
* Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman
Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending Sriwilujeng.
Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau Gari padasih
Keagungan Warisan Leluhur
Kekayaan budaya di tanah Jawa dapat
disimak lewat upacara pernikahan adatnya yang unik dan penuh makna.
Aneka ragam tradisi dan bentuk-bentuk perkawinan yang menjadi bagian
dari adat masing-masing wilayah, termasuk wilayah Yogyakarta. Bagian
dari Yogyakarta yaitu Kotagede pernah menjadi pusat kesultanan Mataram
antara tahun 1575-1640. Tak heran jika gaya busana dan prosesi
pernikahan Yogyakarta merupakan warisan leluhur yaitu kerajaan Mataram.
Warisan budaya yang unik dan sarat makna
ini juga melibatkan seluruh keluarga besar calon mempelai dalam setiap
ritual prosesi pernikahan. Hal ini mengingat pernikahan tidak sekadar
menyatukan dua insan manusia, tapi juga menyatukan dua keluarga besar.
Berikut kami tampilkan tata urutan beserta komponen-komponen adat
pernikahan gaya Jawa Yogyakarta yang lazim dilaksanakan oleh masyarakat
Yogyakarta dan sekitarnya.
NONTONI
Tata cara ini dilakukan untuk mengetahui
bibit, bebet dan bobot atau untuk mengetahui asal-usul dan latar
belakang calon mempelai. Namun di masa sekarang, kebanyakan calon
pengantin sudah saling mengenal pasangannya sendiri tanpa dijodohkan
oleh orang tua.
LAMARAN
Utusan dari orangtua calon mempelai pria
datang melamar pada hari yang telah ditetapkan. Mereka membawa oleh-oleh
yang telah diletakan dan dibawa oleh dua orang pria. Makanan yang
dibawa biasanya terbuat dari beras ketan seperti jadah, wajik,
rengginang, pisang raja, gula, teh, lauk-pauk dan masih banyak lagi.
Makanan dari ketan mengandung makna agar kelak kedua mempelai tetap
rukun, kekal dan pliket (lengket) satu sama lain, serta hubungan kedua
besan juga tetap akrab.
JAWABAN
Jika lamaran diterima, maka pihak
orangtua calon mempelai wanita mengirimkan utusan untuk memberikan
jawaban atas lamaran dari pihak calon mempelai pria. Setelah ada
kesepakatan waktu dari kedua belah pihak, utusan tersebut datang dan
memberikan jawaban bahwa lamaran si pria diterima. Utusan tersebut
membawa oleh-oleh sebagai balasan untuk mempererat persaudaraan. Setelah
lamaran diterima, kedua belah pihak sama-sama merundingkan hari,
tanggal dan waktu dilaksanakan peningsetan.
PENINGSETAN
Peningsetan mengandung arti bahwa kedua
belah pihak bersepakat untuk menjadi besan atau bersedia untuk menjadi
calon menantu. Kata peningsetan berasal dari kata peningset yang artinya
pengikat.
UPACARA TARUB
Tarub berarti hiasan dari janur kuning
atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di
sisi tratag serta ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi.
Perlengkapan utama yang dibutuhkan dalam tarub adalah tuwuhan (hiasan
dari dua pohon pisang yang sedang berbuah, kelapa gading, untaian padi,
tebu wulung, daun beringin, dan daun dadap srep. Setelah selesai,
dilanjutkan dengan pemasangan bleketepe yang terbuat dari anyaman daun
kelapa untuk menutupi rumah yang ada tutup keyongnya (rumah berbentuk
limasan/runcing dengan lubang berbentuk segitiga di bawahnya).
Penasangan bleketepe bertujuan untuk menolak bala. Tak lupa sajen tarub
yang dimakan bersama setelah pemasangan tarub, tuwuhan dan bleketepe
selesai. Menurut tradisi jawa, pemasangan tarub beserta tuwuhan dan
bleketepe dilaksanakan berdasarkan perhitungan waktu, hari dan tanggal
yang cermat. Pelaksanaannya biasanya bersamaan dengan berlangsungnya
upacara siraman, hanya waktunya saja yang berbeda. Misalnya, jika pasang
tarub dilakukan pukul 09.00, upacara siraman dilakukan pukul 16.00.
UPACARA NYANTRI
Dahulu, diadakan pula upacara nyantri
yang dilakukan 1-3 hari sebelum acara ijab. Calon mempelai pria
diserahkan kepada orangtua calon mempelai wanita. Kemudian calon
mempelai pria dititipkan di rumah salah satu saudara atau tetangga
keluarga calon mempelai wanita. Nyantri dilakukan untuk menghindari
terjadinya pindah wutah atau calon mempelai pria tidak datang pada hari
pernikahan.
UPACARA SIRAMAN
Upacara siraman dilaksanakan satu hari sebelum upacara ijab. Kata siraman mengandung arti memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin. Jika dahulu upacara siraman dilakukan pagi hari sekitar pukul 10.00, sekarang ini upacara tersebut dilakukan sore sekitar pukul 16.00. Tujuannya supaya bisa langsung dilanjutkan dengan upacara midodareni.
UPACARA NGERIK
Upacara ngerik yaitu menghilangkan wulu kalong (bulu-bulu halus) yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajahnya bercahaya. Upacara ini bertujuan agar calon pengantin sungguh-sungguh bersih lahir dan batin, serta sebagai simbol membuang sebel (sial).
UPACARA MIDODARENI
Upacara midodareni dilaksanakan pada sore hari menjelang akad sekitar
pukul 18.00 sampai pukul 24.00 usai siraman dan ngerik. Calon pengantin
putri tidak diperkenankan tidur dan keluar dari kamar pengantin. Calon
pengantin mengadakan tirakatan, didampingi orangtua dan para sesepuh.
Tirakatan bertujuan agar calon pengantin berlaku prihatin dan berlatih
mengendalikan diri, diiringi permohonan kepada Tuhan agar melimpahkan
anuerah-Nya, sambil menunggu turunnya Sang Bidadari yang cantik dan
tinggal di kahyangan, tepat pukul 24.00.
UPACARA IJAB
Keesokan harinya baru dilakukan upacara ijab atau akad nikah. Dengan dilaksanakannya ijab, maka kedua mempelai resmi menjadi suami istri.
UPACARA PANGGIH
Upacara panggih merupakan puncak dari rangkaian upacara adat perkawinan. Rangkaian acara yang ada dalam upacara panggih meliputi penyerahan sanggan yang lazim disebut tebusan, keluarnya mempelai wanita dari kamar pengantin yang didahului kembar mayang, lempar sirih atau balang-balangan suruh, wijikan dan memecah telur. Kemudian kedua pengantin berjalan bergandengan kelingking menuju pelaminan, Kacar-kucur atau tampa kaya, Dhahar klimah, penjemputan orangtua mempelai pria atau besan, dan terakhir dilakukan sungkeman.
Komentar
Posting Komentar