Mencurahkan Kasih Sayang pada Tenun dan Batik Tulis



Tenun songket atau batik senantiasa menjadi pasangan sempurna bagi kebaya pada pernikahan maupun di momen-momen penting lainnya. Apabila membandingkan harga antara tenun dan batik pernikahan, dengan kebaya mungkin nilainya tidak akan setara, sehingga perhatian lebih condong pada kebaya saja. Segera buang rasa pilih kasih itu, tidak hanya batik dan songket pernikahan Anda saja yang memerlukan kasih sayang, busana Anda yang terbuat dari batik atau songket juga menunggu sentuhan tangan Anda untuk dirawat.
Seperti halnya kulit sebagai pelapis daging pada tubuh yang perlu dijaga dan dipelihara agar tetap cantik tanpa cacat sedikit pun. Kain pun demikian, sebagai pelindung kulit, kain khususnya batik tulis dan tenun songket membutuhkan perawatan khusus agar kondisinya tetap prima untuk dikenakan kapan pun. Rasa nasionalis dari para desainer tanah air yang menggebu-gebu menyebabkan kain batik yang pada lalu gencar dipakai sebagai material utamanya, dan kini giliran tenun yang menjadi material primadona, menyebabkan kedua kain ini banyak beredar di pasaran. Sehingga tidak hanya kolektor batik dan tenun yang berpesta wastra, perlahan songket dan batik mencuri perhatian kalangan luas yang mulai tertarik. 
Pemilik batik atau songket yang masih awam kerap tidak mengetahui cara memperlakukan kedua kain tersebut. Sebagian ada yang menyamakan dua kain ini dalam mencuci hingga menyimpan di lemari dengan pakaian biasa. Wajib diketahui, dua wastra istimewa ini mempunyai cara yang istimewa juga untuk merawatnya, karena masing-masing mempunyai tekstur bahan yang berbeda. Bahan batik yang dahulu hanya mempergunakan kain mori, kini dikembangkan dengan bahan sutera, poliester dan bahan sintetis lainnya, sehingga untuk merawat tiap material berbeda-beda.
Di bawah ini akan dikupas trik dan tips memelihara batik tulis dan tenun untuk menjaga keutuhan mulai dari warna sampai tekstur kainnya.


Hasil gambar untuk tenun songket



• Cara Memelihara Tenun Songket Kesayangan


Mencuci

1. Buah lerak (klerek) yang biasa dipakai untuk mencuci batik juga dapat dimanfaatkan untuk mencuci tenun. Remas-remas buah lerak dalam air hangat hingga berbusa kemudian celupkan kain sebentar. Jika sulit menemukan buah lerak, kini sudah banyak dijual cairan lerak siap pakai. Apabila masih juga kesulitan menemukan lerak siap pakai, shampo bayi juga dapat dipakai karena bahan kimia yang terkandung lebih ringan.

2. Proses pencuciannya pun tidak perlu disikat atau dikucek terlalu keras untuk menjaga serat kain supaya tidak rusak. Sekalipun ada noda yang menempel usahakan menguceknya dengan hati-hati. Apabila secara tidak sengaja kain songket Anda kejatuhan noda makanan atau minuman berwarna, upayakan segera menyekanya dengan kapas basah. Sebelum menghapus noda tersebut, pastikan tenun Anda tidak luntur dengan cara menekan-nekan kapas pada bagian yang tidak terkena noda. Jika ternyata luntur kurangi air yang terkandung dalam kapas kemudian tekan-tekan kain yang bernoda.

3. Dalam membersihkan tenun dibedakan menjadi pakaian sehari-hari dan kain yang hanya menjadi koleksi. Proses pencucian yang disebutkan di atas hanya berlaku bagi tenun yang memang menjadi busana yang dipakai, bukan tenun yang hanya disimpan untuk koleksi. Cara membersihkan koleksi tenun cukup diangin-anginkan saja untuk menghilangkan debu dan bau apek. Bahkan untuk busana tenun yang dipakai sekalipun dianjurkan meminimalkan pencucian jika tidak terlalu kotor untuk menjaga serat dan warna kain tetap utuh.



Menjemur dan menyetrika

1. Tenun yang telah dicuci bersih jangan diperas. Cukup gantung kain tenun dan bentangkan di atas bambu atau kayu. Menjemurnya pun tidak di bawah sinar matahari langsung, sebab akan membuat warna pudar atau belang. Akan lebih baik untuk mengeringkan tenun menggunakan uap panas dengan setrika uap atau steamer.

2. Untuk menyetrika pun tidak sembarangan. Alasi tenun dengan kain di atas tenun, panas setrika usahakan tidak terlalu panas.



Menyimpan
Sebelumnya siapkan pipa paralon, kain lembut atau kertas roti yang agak tebal, serta merica atau akar wangi yang telah dikeringkan.

1. Kain tenun yang telah kering kemudian dibungkus oleh kain atau kertas roti untuk melapisi tenun dari debu. Debu tidak baik bagi tenun karena dapat merusak, seperti gunting debu dapat memotong serat kain. Oleh karena itu, tenun dilindungi kain atau kertas roti sebagai penangkal debu.

2. Gulung tenun yang sudah dilapisi kain, lalu dimasukkan dalam pipa paralon atau tabung khusus. Tenun tidak untuk dilipat sebab akan meninggalkan bekas lipatan saat dikenakan.

3. Simpan gulungan tenun dalam lemari dengan temperatur udara sekitar 22-25 derajat dan kelembaban 60 derajat. Hindari suhu udara yang tinggi sebab dapat mengundang jamur dan serangga.

4. Tinggalkan kapur barus, lebih baik gunakan merica atau lada yang ditaruh dalam tisu atau kantung kain kecil. Pilihan lain dengan menggunakan akar wangi yang telah dicelupkan dalam air panas lalu diangkat dan dijemur. Setelah akar wangi kering baru dapat ditaruh dalam lemari untuk mengusir jamur dan serangga.




 • Cara Memelihara Batik Tulis Kesayangan

Mencuci dan menjemur

1. Hampir mirip dengan mencuci kain tenun, batik tulis pun dicuci diutamakan jika benar-benar kotor. Untuk mencucinya pun digunakan buah lerak yang dimasukkan dalam air hangat, celupkan batik kedalamnya lalu kucek perlahan bagian kain yang kotor. Buah lerak tidak hanya berfungsi untuk membersihkan, tetapi juga berkhasiat untuk menjaga warna batik, di samping aroma lerak yang dapat mengusir serangga kecil perusak kain.

2. Biarkan kain batik tidak diperas agar kualitas serat kain tetap terjaga. Rentangkan batik untuk dikeringkan, namun jangan sekali-sekali menjemurnya langsung menghadap sinar matahari. Mengeringkan batik cukup diangin-anginkan saja agar warna batik tidak berubah.

3. Koleksi batik tulis yang langka dan antik sayang jika dijadikan sepotong busana, biasanya kain tersebut hanya untuk disimpan sebagai koleksi. Mungkin lantaran disimpan, batik tidak akan kotor, tapi bukan berarti tidak diperhatikan dan dibiarkan dalam lemari. Keluarkan batik dari lemari setiap dua minggu sekali untuk diangin-angginkan agar tidak lembab, karena kain yang lembab akan menjadi sarang jamur dan serangga kecil.

Menyetrika
Pertama pastikan volume setrika tidak terlalu panas, lalu beri alas di atas batik seperti kain atau kertas. Jika batik terbuat dari sutera tidak perlu menyetrikanya, sebab sutera tidak mudah kusut.

Menyimpan
Tidak seperti tenun yang perlu digulung dan disimpan dalam tabung atau paralon, batik tulis cukup di simpan dengan dibungkus oleh kain atau kertas. Hindari menggunakan kertas koran, dikhawatirkan tinta koran akan menempel pada kain. Kemudian masukkan batik tulis ke dalam plastik untuk menghindari ngengat.

Hal yang dilarang dalam merawat batik dan tenun

1. Memasukan batik dalam mesin cuci.
2. Memakai deterjen untuk merendam.
3. Jika tidak bernoda hindari menyikat dan mengucek kain dengan keras.
4. Menjemur di bawah paparan sinar matahari langsung.
5. Jangan memeras kain untuk dijemur.
6. Menyetrika tanpa pelapis kain.
7. Tidak menyimpan kain dengan kapur barus.
8. Menyemprotkan parfum atau minyak wangi secara langsung pada kain, terutama sutera tidak dianjurkan. Sebab parfum atau minyak wangi akan meninggalkan noda dan bekas pada kain.
9. Terkecuali tenun dari bahan sutera, tenun dari material lainnya sangat peka terhadap dry-cleaning, karena berimbas dengan warna kain alami yang dapat memudarkan.


Dari : http://www.weddingku.com/blog/mencurahkan-kasih-sayang-pada-tenun-dan-batik-tulis

Komentar

Postingan Populer